Tiga Tahun Pasca Erupsi Merapi

“Hamemayu Hayuning Bawono, Sak beja-bejane wong lali isih beja wong kang iling lan waspada”. Demikian kalimat yang terkutip dari sebuah batu nisan yang bertuliskan daftar 39 orang sebagai para suhada yang telah gugur pada saat erupsi Merapi 26 Oktober 2010 lalu, salah satu dari meraka adalah sang juru kunci (kuncen) Gunung Merapi dengan slogan “energi rasa roso” dari sebuah produk iklan minuman berenergi. Beliau adalah Mas Penemu Suramso Hargo atau yang lebih dikenal sebagai Mbah Maridjan.

Senin, 27 Mei 2013, untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di lereng kaki gunung Merapi Desa Petung, Kecamatan Cangkringan, Kelurahan Kepuharjo, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Banyak orang-orang bergantung pada tanah yang subur dan abu vulkanik sebagai sarana pendapatan. Letusan besar terakhir terjadi pada 2010 ketika dilaporkan bahwa lebih dari 150 orang tewas dan 320.000 mengungsi. Bencana dahsyat akibat letusan Gunung Merapi ini meluluh lantakkan delapan desa yang bermukim di kaki Gunung aktif tersebut. Kini desa itu tak begitu ramai dengan penduduk, hanya wisatawan lokal dan mancanegara yang hilir mudik untuk berwisata sambil mengingat-ingat kembali bencana maha dahsyat tiga tahun silam.

“Hamemayu Hayuning Bawono, Sak beja-bejane wong lali isih beja wong kang iling lan waspada”. Thus the sentence quoted from a tombstone that reads as a list of 39 people who had died the martyr when Merapi eruption last October 26, 2010 , one of them is the gatekeeper ( kuncen ) Mount Merapi with the slogan ” energi rasa roso ” of a product advertising energy drinks . He was Penemu Suramso Hargo , better known as Mbah Maridjan .

Monday, May 27, 2013, for the first time to set foot on the foot slopes of Mount Merapi Petung village , Cangkringan , Kepuharjo village , Sleman , Yogyakarta . Many people rely on rich soil and volcanic ash as a means of income . The last major eruption occurred in 2010 when it was reported that more than 150 people dead and 320,000 displaced . Catastrophic eruption of Mount Merapi burst into eight villages who live at the foot of the active Mt . Now the village is not so crowded with residents , local and foreign tourists only that he traveled back and forth to recall terrifying disaster three years ago.

Foto & Teks : Kurniawan Mas’ud

3 Tahun Pasca Erupsi Merapi

Leave a comment